MENENTUKAN AZIMUT
DENGAN PENGAMATAN MATAHARI
Persiapan
Persiapan untuk menentukan azimut
matahari, antara lain :
I.Peralatan
- Seperangkat alat ukur theodolit
- Alat pengamat matahari seperti filter gelap, prisma roelofs, dan kertas tadah.
- Arloji atau kronometer yang dapat menunjukan waktu universal (UT) atau GMT, atau salah satu waktu indonesia dengan ketelitian kurang dari satu menit.
- Termometer dengan barometer.
II.Perlengkapan lain
- Tabel deklinasi matahari untuk tahun dan bulan yang sama, saat malakukan pengamatan.
- Peta topografi yang mencakup lokasi pengamatan.
- Formulir pengamatan dan alat hitung.
Langkah – langkah
pengamatan
1.
menentukan
dua titik, yang dimana satu titik digunakan untuk mendirikan alat (O). Usahakan
titik yang digunakan untuk mendirikan alat itu dapat menjangkau atau melihat
matahari, baik pagi maupun sore. Dan titik yang kedua digunakan untuk titik
acuan (P).
U
O
P
2.
Dirikan
alat ukur theodolit di atas titik O, dan sentering theodolit.
3.
Teropong
dalam posisi biasa (B). Bidikan pada titik acuan P, baca piringan horizontalnya
dan catat dalam formulir.
4.
Buka
klem horizontal dan vertikal, bidikan teropong ke matahari pada posisi biasa
(B). Dan cara membidiknya sebagai berikut :
Cara membidik matahari
Membidik matahari tidak boleh
dilakukan langsung dengan mata atau teropong tanpa menggunakan filter atau alat
bantu, karena dapat merusak mata si pengamat.untuk pembidikan matahari ada
beberapa cara, antara lain :
a.
memakai
filter gelap di okuler, sehingga langsung membidik matahari.
b.
tanpa
filter, bayangan matahari ditadah dengan kertas dibelakang okuler. Dengan kedua
cara di atas, pusat matahari dapat dibidik asalakan diafragma teropongnya
dilengkapi dengan lingkaran khusus untuk membidik matahari. Bila diafragma
tidak ada lingkaran khusus untuk membidik matahari, maka pembidikan dilaukan
dengan cara menyinggungkan tepi bayangan matahari dengan benang silang tegak
dan mendatar ( cara singgung kwadran).
c.
memakai
prisma roelofs yang dipasang didepan lensa obyektif, sehingga pusat matahari
dapat dibidik.
gambar
cara singgung kuadran
Adapun cara
membidiknya sebagai berikut :
A. setelah
alat ukur theodolit didirikan dan sentering di atas titik O dan sumbu 1 dibuat
vertikal, bidikan ke matahari apabila menggunakan filter gelap di okuler.
Apabila tanpa menggunakan, maka dilakukan dengan cara tadah bayangan, sebagai
berikut :
- buka klem horizontal dan vertikal, arahkan teropong ke matahari dan gerakan sedemikian hingga bayangan teropong berupa lingkaran pada kertas tadah di belakang okuler.
- Kunci atau kencangkan klem horizontal dan vertikal, putar – putar ronsel lensa sentral sehingga bayangan matahari pada kertas tadah menjadi tajam, dan jelaskan benang silang pada kertas tadah dengan memutar lensa okuler.
- Posisikan bayangan matahari pada salah satu kuadran dengan memutar sekrup penggerak halus horizontal dan vertikal secukupnya, sehingga bayangan matahari mendekati benang silang tegak dan mendatar.
B. Tunggu beberapa detik (bayangan matahari
bergerak naik / turun). Pada saat tepi bayangan matahari menyinggung benang
silang horizontal dan vertikal, atau masuk pada lingkaran, catat waktunya dan
bacaan piringan horizontal dan vertikal, pada folmulir.
Dan setelah pembidikan itu, jangan lupa membuat sketsa lapangan serta
posisi matahari di kuadran mana serta arah gerakannya. Karena setiap kuadran
diambil dua bacaan, biasa (B) dan luar biasa(LB). Dan pengambilannya dilakukan menyilang
yaitu I,III,dan II,IV.
5.
buka
klem horizontal dan vertikal, teropong diputar balik menjadi posisi luar biasa
(LB), bidikan kembali ke matahari, dan catat waktunya dan bacaan piringan
horizontal dan vertikal, sama seperti pada saat melakukan bidikan posisi biasa
(B). Setelah membidik matarhari,
teropong di arahkan ke titik acuan (P). Dan baca piringan horizontal dan
vertikal.
6.
baca
temperatur dan tekanan udara bila pengamatan dilengakapi dengan termometer
udara dan barometer, serta tinggi tempat pengamatan dari muka laut.
Pengamatan matahari
Alat : lintang
pengamatan :
No.alat :
bujur pengamatan :
Lokasi : temperatur
udara :
Tanggal :
tekanan udara :
Pegamat :
tinggi tempat :
|
|||||||||||||
no
|
Arh bid
|
Trp
|
Bay mat
|
Pem. Wkt
|
Pem. Sdt horz
|
Pem. Sdt vert
|
sketsa
|
||||||
j
|
m
|
s
|
U
O
P
|
||||||||||
1
2
3
4
|
P
Mth
Mth
p
|
B
B
Lb
Lb
|
Formulir pengamatan azimut matahari
Setelah pengamatan matahari selesai, yang dimana pengamatan matahari itu mendapatkan data
yang harus dihitung dan dikoreksi, ada empat macam koreksi yang harus diberikan
pada data ukuran untuk mendapatkan hasil yang sebenarnya, yaitu :
koreksi
refraksi
koreksi
paralak
koreksi
tinggi tempat
koreksi
setengah diameter matahari (1/2 d).
III.Koreksi
III.1. koreksi refraksi
Akibat
ketebalan lapisan udara yang melingkupi permukaan bumi tidak sama, sinar yang
dipancarkan benda langt kepermukaan bumi akan mengalamipembelokan yang
dinamakan refraksi. Akibat refraksi ini, benda langit yang diamati akan
kelihatan lebih tinggi dari yang sebenarnya. Maka perlu dilakukan koreksi,
untuk mendapatkan sudut vertikal yang sebenarnya.koreksi ini selalu bernilai
(-). Besarnya koreksi ini dalam tekanan udara normal, dengan menggunakan rumus
:
r
= 58’’ ctg hu
(hu =sudut
vertikal ukuran); atau dengan rumus lain :
r
= rm.cp.ct
dalam hal ini, rm adalah refraksi normal pada 760 mmHg dam tmperatur 10°C
cp= P/760 ct=
283 / 273+T
P: tekanan udara saat
pengamatan
T: temperatur udara saat
pengamatan
III.2.
koreksi paralak
Paralak
adalah beda arah langit yang diamati radi pusat bumi dan dari permukaan bumi.
Dengan kata lain paralak adalah sudut pada benda langit yang terbentuk oleh
garis yang mengarah ke pusat bumi dan ke permukaan bumi. Karena jarak bumi –
matahari dapat dihitung dan jari – jari bumi diketahui, maka besaran paralak
horizon (ph) dapat dihitung yaitu = 8’’,8 dan besaran paralak benda langit dengan
ketinggian hu menjadi :
p
= 8’’,8 cos hu
besaran
koreksi ini selalu (+) pada sudut vertikikal (hu) dan dikurangkan sudut zenit.
III.3.
koreksi tinggi tempat
Karena
tinggi tempat pengamatan tidak sama dengan permukaan air laut rata – rata, horison
di tempat menjadi miring terhadap horizon yang sebenarnya, sehingga benda
langit yang diamati terlihat lebih tinggi. Oleh karena itu koreksinya selalu
(-).
β(
dalam radian )=
d=
tinggi matahari ( dalam feet)
R=
jari – jari bumi ( dalam feet)
III.4.
koreksi setengah diameter matahari
Koreksi
ini diberikan apabila yang diamati bukan pusat matahari, mekainkan tepi –
tepinya ( menggunakan metode kuadran).koreksi ini dikenakan pada sudut vertikal
maupun horisontal dan bisa (+) atau (-) tergantung tepi mana yang dibidik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar